WELCOME

Selamat Datang Di Belog Kami, Semoga Kita Semua Selalu Dalam Keadaan Sehat dan Murah Rezeki. Amin..

Senin, 12 April 2021

Tugas Modul 3.1.a.8.1 - Rangkuman Koneksi Antar Materi

 

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

-       Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberikan teladan)

Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang memberikan contoh atau teladan untuk muridnya dan rekan sejawatnya di dalam suatu pengambilan keputusan dengan menerapkan pertimbangan-pertimbangan dan bhakan pengujian.

-       Ing madya mangun karsa (Di tengah membangun kemauan)

Keputusan yang tepat dan efektif akan mampu memberikan semangat dan ide kreatif bagi murid atau rekan sejawat untuk berkembang sesuai dengan potensinya dan mengambil keputusan secara tepat dalam berbagai situasi

-       Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan)

Menerapkan 4 paradikma dan 3 prisip serta 9 langkah di dalam mengambil sebuah keputusan akan membuat guru untuk memberikan dorongan dan dukungan bagi murid maupun rekan sejawat dalam pengambilan sebuah keputusan khususnya di situasai dilemma etika.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

-       Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang guru akan mengarahkan guru untuk menggunakan prinsip berpikir berbasis peraturan (rule-based thingking) dalam pengambilan keputusan.

 

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

-       Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalakan potensi yang dimiliki dan memecahakan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga disaat menentukan suatu permasalahan dilemma etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

-        Pembahasan setudi kasus berdasar kepada peradikma, perinsip, dan 9 langkah dalam pengambilan sebuah keputusan sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih bermakna.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

-       Pengambilan keputusan akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman yang di dasarkan pada 4 paradigma yaitu : Individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka Panjang.

-       Selanjutnya 3 perinsip resolusi dalam pengambilan keputusan yaitu : Berpikir berbasis hasil akhir, Berpikir berbasis peraturan, dan Berpikir berbasis rasa peduli.

-       Selnjutnya 9 langkah pengambilan keputusan

1.    Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan

2.    Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.    Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini.

4.    Pengujian Benar atau Salah

-    Uji legal- Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut?

-    Uji regulasi- Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?

-    Uji intuisi-  Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?

-           Uji Halaman Depan Koran- Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran?  Apakah Anda merasa nyaman? Bila Anda tidak merasa nyaman, kemungkinan kasus tersebut bukan kasus dilema etika, namun bujukan moral.

-           Uji Panutan/Idola- Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

5.    Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6.    Prinsip Pengambilan Keputusan

7.    Investigasi Opsi Trilemma

8.    Buat Keputusan

9.    Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan.

 

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

-       Nilai-nilai kesetiakawanan yang masih kerap kental dalam budaya di lingkungan menimbulkan rasa kasihan lebih dominan.

-       Rasa terburu-buru dalam pengambilan keputusan

 

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

-       Guru yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan ruang bagi murid untuk mengoftimalkan potensinya, akan mlenjadi seorang guru yang tauladan bagi muridnya sehingga bisa diimplementasikannya dalam kehidupan.

 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

-       Pemimpin yang mampu mengambil keptusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik terhadapa setiap dilemma etika dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik.

 

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

-       Guru harus mampu melakukan pengambilan keputusan secara tepat termasuk dalam menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

-       Melatih kopetensi social emosional seorang guru dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

-       Coaching dapat dijadikan salah satu media pemersatu antara guru dengan murid.

Selasa, 08 Desember 2020

Laporan Aksi Nyata Modul 1.2 Menjaga Kebersihan Kelas


 AKSI NYATA TUGAS MODUL 1.2

MENJAGA KEBERSIHAN KELAS

 

SD NEGERI 1 SEMBALUN TIMBA GADING

KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

 

 

OLEH :

H A S R I N, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Lombok Timur

 

1.     Latar Belakang

Menjaga kebersihan lingkungan sekolah adalah kewajiban semua warga  sekolah tidak hanya di tujukan kepada penjaga atau siswa akan tetapi seluruh yang terlibah di dalam sekola itu. Di pandang dari karakter siswa dalam hal kepedulian terhadap lingkungan dapat ditingkatkan melalui berbagai program yang sekolah lakukan dan di antaranya Jum’at bersih. Membudayakan kebersihan lingkungan merupakan wujud perilaku yang baik dan dapat dimulai sejak dini. Kebersihan sekolah dapat dimulai dari segi yang sempit, misal siswa diberikan tanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan kelas. Secara tidak sadar akan menjadi kebiasaan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kelas dan menjadi kebiasaan yang baik serta bisa mengukur sikap peduli dan disiplin siswa terhadap lingkungan sekitarnya.

Akan tetapi, siswa yang masih mempunyai pola pemikiran dari Sekolah Dasar belum bisa membuat dirinya peduli lingkungan dan disiplin. Kesadaran akan hidup bersih belum penting bagi siswa khusunya di SD Negeri 1 Sembalun Timba Gading hal ini dikarenakan tidak ada peraturan yang mendukung atau menggerakkan siswa secara tersetruktur yang dimulai dari kelas.

Sikap yang tidak peduli mengenai kebersihan membuat siswa menjadi terbiasa akan membuang sampah tidak pada tempat. Kurangnya sosialisasi dari pihak sekolah akan pentingnya kebersihan juga berperan penting dalam menanamkan karakter peduli lingkungan dan disiplin pada siswa. Keadaan lingkungan belajar yang bersih sering kali dipandang siswa sebagai hal yang kurang penting, padahal tanpa lingkungan yang bersih pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

 

2.     Deskripsi Aksi Nyata

Kenyataan kondisi lingkungan sekitar siswa yang kotor akan menyebabkan tidak kondusifnya pembelajaran. Sampah berserakan juga akan menimbulkan berbagai bakteri, kuman, dan bahkan bisa terjadi penularan penyakit. Kebiasaan siswa yang kurang terjaga dalam hal kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan sangat berpotensi penyebaran penyakit. Selain bau dan penyebaran penyakit, samaph juga tidak nyaman untuk dipandang.

Kebiasaan siswa yang membuang sampah di dalam kelas di saat pembelajaran menjadikan kelas kotor dan mengurangi kenyamanan proses belajar mengajar membuat saya sebagai Calong Guru Penggerak dalam tugas modul 1.2 ini memandang perlu untuk mengangkat hal ini sebagai sebuah aksi nyata

 

3.     Hasil Aksi Nyata

Dari program yang saya lakukan ini terdapat beberapa yang harus di penuhi untuk menunjang ketercapaian atau hasil yang dapat di lihat dari program aksi nyata pada modul 1.2 ini dan di antaranya siswa memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan dan mengetahui manfaat akan pentingnya keberishan bagi kesehatan dan kenyamanan pada saat proses pembelajaran, dari kesemuanya ini peran sekolah sangat penting untuk menunjang keberhasilan tersebut, seperti sekolah harus mempasilitasi segala sarana dan prasarana yang di butuhkan untuk menunjang terlaksanakanya kelas yang bersih dengan sekolah menyediakan peralatan seperti sapu, kemonceng, bak sampah dan tempat sampah maka siswa bisa berperan akatif untuk menjaga kebersihan kelas dengan di bantu oleh teman sekelas sesuai jadwal piket yang sudah di buat bersama-sama sesuai dengak kesepakatan yang sudah di buat.

Guru dalam hal ini berberan aktif sebagai pendamping dan mengajak siswa untuk tetap melakukan refleksi terkait program yang di lakukan setiap hari, hal ini sangat penting karena untuk mengingatkan murid yang lupa atau yang sengaja tidak melakukan kesepakatan yang sudah di buat bersama-sama sehingga kesadaran akan kebersihan kelas akan muncul dengan sendirinya tampa di awasi dan perintah.

 

4.     Pembelajaran yang Didapat Dari Pelaksanaan

a.     Keberhasilan

Siswa yang memiliki jadwal piket pada hari itu langsung melakukan tugasnya Bersama teman piketnya tampa menunggu instruksi dari guru, kemudian selama proses pembelajaran siswa yang piket lebih berperan aktif dialam menjaga kondisi kebersihan siswa dengan menegur teman yang membuang sampah atau potongan kertas dan sebagainay, Adapun hal yang lainnya adalah siswa lebih aktif dan lebih tanggap terhadap tanggung jawabnya di dalam kelas.

b.     Kegagalan

Setiap sekolah pasti memiliki siswa yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, ada yang sangat menurut dan ada juga yang sedikit bandal dan sulit sekali di ajak untuk bekerja sama oleh temannya kecuali di perintah oleh guru, hal ini membuat saya untuk berpikir lebih terkait bagai mana menumbuhkan kesadaran siswa yang sedikti bandal.

 

5.     Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Untuk menumbuhkan rasa cinta akan kebersihan kelas atau lingkungan sekolah tidak hana di perlukan oleh satu kelas saja sedangkan kelas yang lain masih mengabaikan akan pentingnya kebersihan, dari hal ini maka rencana program yang mendatang saya berusaha untuk bagaimana menciptakan kebersihan kelas atau lingkungan kelas secara menyeluruh dengan bersama-sama rekan guru yang lain dan di pasilitasi oleh kepasa sekolah sekaligu menjadi monitoring untuk ketercapaina secar menyeluruh.

 

6.  Dokumen Proses dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

a.             Dokumen kesepakatan dalam hal kebersihan kelas


a.                 Dokumentasi pengesahan hasil kesepakatan




Dokumentasi Jadwal Piket
Sesuai aturan pemerintah terkati pembagian siswa tidak boleh lebih dari 16 siwa per kelas selama masa new norm

a.  

                Dokumentasi petugas piket


















Membangun budaya positif di sekolah

Tugas modul 1.4 Membuat Poster budaya positif di sekolah



 

Rabu, 02 Desember 2020

Laporan : AKSI NYATA TUGAS MODUL 1.1

 


AKSI NYATA TUGAS MODUL 1.1

 

PERSIAPAN MENTAL SISWA  SD MENGHADAPI UJIAN ASESMEN PERDANA (MELALUI PEMBELAJARAN TIK)

 

SD NEGERI 1 SEMBALUN TIMBA GADING

KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

 

 

OLEH :

H A S R I N, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Lombok Timur

 

1.     Latar Belakang

“Setiap orang adalah guru dan setiap rumah adalah sekolah” (Ki Hajar Dewantara) sehingga guru mempunyai peranan besar dalam mewujudkan visi murid merdeka sesuai Profil Pancasila dengan mandiri walaupun situasi seperti apapun dan kondisi bagaimanapun guru harus bisa memberikan Pendidikan dan pengajaran pada anak didi, pada masalah pendidikan yang di hadapi saat ini yaitu dengan adanya pandemi yang mengharuskan murid harus belajar dari rumah menimbulkan banyak kendala yang di hadapi di antaranya tidak semua murid memiliki gawai, tidak memiliki kuota dan sebagainya, di samping itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Permendikbud 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional. Permendibud baru ini memiliki latar belakang pokok yaitu bahwa Pertama, Sistem pendidikan harus mendorong tumbuhnya praktik pembelajaran yang menumbuhkan daya nalar dan karakter siswa secara utuh. Dan, Kedua, Satuan pendidikan seharusnya diberikan keleluasaan untuk berinovasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada siswa untuk mendorong praktik pembelajaran yang menumbuhkan daya nalar dan karakter siswa secara utuh. Dalam hal ini saya sebagai Calon Guru Penggerak berinisiatif mengambil Langkah awal untuk mempersiapkan mental siswa untuk menghadapi Ujian Nasional berbasis Asesmen sebagai tugas aksi nyata modul 1.1.

Seiring kemajuan teknologi dewasa ini saya mencoba untuk mengkolaborasikan pesiapan mental siswa dalam menghadapi ujian asesmen melalui pembelajaran TIK (Teknik Informasi dan Komunikasi) dikarenakan proses pelaksanaan unjian nasional ini sepenuhnya berbasis IT sehingga saya khawatir anak didik khususnya di tingkat SD pada daerah pedesaan tidak siap dengan perubahan yang terjadi. Dari permasalahan di ini pembelajaran TIK sangat perlu di lakukan untuk menjadikan siswa mandiri sesuai profil pancasila, selain itu program Ujian Asesman Perdama/Pengganti UN ini bisa siswa jalani dengan melalui pembelajaran TIK.

 

2.     Deskripsi Aksi Nyata

Asesmen Kompetensi Minimum perdana ini akan di lakukan pada siswa kelas V (lika) pada tahun 2021 adalah salah satu program yang di munculkan kemdikbud sebagai bagian revormasi merdeka belajar. Dalam pelaksanaan program ini banyak hal yang saya persiapkan untuk memenuhi proses pembelajaran yang di harapkan mulai dari mengadakan rapat internal di sekolah dengan kepala sekolah dan rekan-rekan guru untuk mendapatkan pemahaman yang sama terkait proses dan media yang akan di butuhkan, selanjutnya saya harus menyiapkan data mengenai kesiapan siswa dan orang tua siswa pada Ujian Asesmen tersebut, maka dalam hal ini saya mengundang orang tua murid untuk memberikan gambaran terkait pentingnya program ini  dan perlunya kerja sama antar orang tua dengan guru ataupun dengan sekolah.

Dari semua peroses yang di lakukan maka siswa yang menjadi tolak ukur ketercapaian Asesmen Kopetensi Minimum ini harus di bimbing menggunakan gawa sebagai media yang kita gunakan untuk melakukan program dalam hal ini program Classroom sebagai media pembelajaran yang berbasis Online menjadi pilihan pertama yang di terapkan kemudian WhatsApp (WA) sebagai media geruf untuk melakukan komunikasi antar satu dengan yang lainnya.

Adapun alasan mengapa saya mengambil asksi ini adalah proses Ujian Asesmen ini yang pertama di lakukan di tingkat Sekolah Dasar khususnya di SD Negeri 1 Sembalun Timba Gading dan Kecamatan Sembalun Secara Umum sehingga disaat pelaksanaa program ini berlangsung Kepala sekolah dan guru sudah siap untuk melakukannya.

 


 

3.     Hasil Aksi Nyata

Padal awal tidakan Aksi Nyata hal pertama yang di lakukan adalah mengmpulkan murid di dalam satu ruangan untuk memberikan Kartu Kuota sebagai salah satu pendukung dalam proses pelatihan di dalam penggunaan aplikasi, kemudian dari kegiatan ini saya memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa serta membuat suatu kesepakatan kelas didalam menggunakan gawai di saat proses pelatihan berlangsung, hal ini di lakukan supaya di saat proses pelatihan semua siswa bisa pokus ke aplikasi yang di gunakan atau di bahas.

Selanjutnya hasil aksi nyata pada persiapan mentas siswa SD menghadapi ujian asesmen melalui pembelajaran TIK di antaranya adalah:

a.             Siswa sudah siap menghadapi Ujian Asesmen sebelum pelaksanaan ujian di hadapi

b.             Siswa tidak merasa gurup atau minder di saat peroses ujian dengan pembiasaan dan memahaman             TIK terlebih dahulu sehingga tingkat kesulitan murid bisa di minimalis.

c.             Materi ujian Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan             Belajar di bahas melalui aplikasi Classroom dengan pemberian satu bahn soal untuk di diskuiskan.

d.     Terkait sedikit penjelasan mengenai AKM dan Survei Karakter terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. Dan AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi 

 

4.     Pembelajaran yang Didapat Dari Pelaksanaan

a.     Keberhasilan

Hasil yang di dapat dari pelaksanaan yang bisa di katakana berhasil adalah menumbuhkan percaya diri murid dan memahami pembelajaran berbasis IT yang menyenangkan sehingga murid tidak merasa bosa di saat belajar, selain itu siswa memiliki kesipan dan pengalaman mengenai jenis-jenis soal AKM yang akan di ujikan.

b.     Kegagalan

Sehiebat apanun seorang guru dan secerdas apapun murid tida terlepas dengan ujian atau tantangan dengan hal demikian sudah sepatunya kita sadari bahwa tidak semua memiliki kemampuan yang sama sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman seorang murid, sehingga untuk mencapai keberhasilan yang 100% didalam suatu awal percobaan sudah pasti sangat mustahil dan sulit. Akan tetapi inilah yang akan menjadi pembelajar yang terbesar untuk menjadi yang lebih baik.


5.     Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Dari pengalaman yang di lakukan pada aksi nyata modul 1.1 ini memberikan pelajaran yang sangat banyak untuk tetap di kembangkan sehingga segala kelemahan yang di dapat pada aksi nyata ini supaya bisa di tingkatkan pada rencana perbaikan di masa mendatang. Setelah melalui proses ini maka ada beberapa rencana perbaikan yang akan di lakukan di masa mendatang di ataranya adalah mempsilitasi sekolah dengan IT yang bisa memudahkan murid untuk lebih menguasi IT dan meningkatkan kualitas teman-teman guru untuk terus mengembangkan pengetahuannya untuk berinovatif, kreatif dan berkolaborati menuju Pendidikan yang berkarakter dan memerdekakan murid.

 

6.     Dokumen Proses dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

a    LinkRancangan Tindakan aksi nyata

a.      Dokumentasi Rapat interen sekolah membahas rencana program aksi nyata 1.1













     

             Dokumentasi Pengumpulan data terkait kesiapan siswa dan orang tua


a.     Link daftar hadir pelaksanaan pengumpulan data terkait kesiapan siswa dan orang tua di sini

a.     Link materi pengumpulan data terkait kesiapan siswa dan orang tua di sini

       

Dokumentasi pemberian kartu kouta kepada siswa

a.    

            Dokumentasi pelatihan pemahaman aplikasi classroom menggunakan gawa dan WhatsApp pada siswa