WELCOME

Selamat Datang Di Belog Kami, Semoga Kita Semua Selalu Dalam Keadaan Sehat dan Murah Rezeki. Amin..

Rabu, 28 Oktober 2020

Koneksi Antar Materi-Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara by Hasrin


Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Sebagai seorang guru saya berpikir bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas harus  mengacu pada tata tertip yang sudah di buat oleh guru di dalam kelas di mana siswa harus patuh dan siap menjalankannya, tentunya memiliki karakter sopan santun, disiplin waktu, patuh pada guru dan jujur.

Posisi yang di berikan oleh kepala sekolah untuk memegang kelas tinggi membuat saya berpikir bahwa semua siswa harus memiliki nilai di atas KKM dengan memberikan pembelajaran yang maksimal untuk mencapai apaya yang saya inginkan, dengan apa yang saya piker baik untuk masa depan anak didik saya.

Dari proses ini saya merasa semua siswa meraih kopetensi yang saya terapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, tapi di sisi lain saya sempat berpikir apa yang saya tanamkan pada anak didik saya tidak bisa di implementasikan ke guru lain. Setelah saya melakukan refleksi, kemungkinan terjadi karena selama saya mengajar mereka tidak memiliki dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi “baik”, namun karena rasa takut. Hal ini menimbulkan rasa sedih dan kecewa, saya merasa gagal menanamkan nilai yang saya harapkan.


Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Pemikiran mendasar yang saya dapatkan dari mempelajaran modul ini adalah menciptakan suasana merdeka belajar, menghargai kodrat anak serta memberikan tuntunan dan bukan tuntutan dalam hal tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Ia menginginkan peserta didik harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tenteram dan kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang.

Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sejatinya memberikan pengalaman baru di dalam diri saya untuk bagaiman mendidik anak dan bisa memahami kodrat anak itu masing-masing, dalam hal ini konsep Tut Wuri Handayani bukan hanya saya ketahui dari sebuah semboyan saja akan tetapi bisa saya pahami dan terapkan di kehidupan nyata kemudian memberikan among kepada anak tampa ada paksaan akan tetapi benar-benar muncul dari diri sendiri. 

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD? 

Sejatinya potensi anak untuk berjalan sudah ada pada hidup tumbuhnya setiap anak namun tidak bisa dengan dirinya muncul tampa tuntunan orang tua, maka begitulah anak didik kita bahwasanya semua memiliki potensinya masing-masing, hanya saja kita sebagai guru/sebagai pendamping hendaknya menuntun untuk muncul potensi-potensi itu untuk menjadi anak yang lebih baik.

Pengaruh alam dan jaman adalah penguasa kodrat yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Anak-anak adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka (Dewantara I,2004).

Dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara hendaknya kita bisa mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai kemudian di rawat, di siram, di beri pupuk supaya biji itu bisa tumbuh bagus walaupun biji itu berasal dari biji yang kurang bagus akan tetapi selalu di rawat dan di jaga dari hama niscaya dia akan bisa tumbuh menjadi tumbuhan yang bagus.


Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata


0 komentar:

Posting Komentar